BUDAYA SIBUK: KETIKA SEMUA ORANG BERLOMBA, AKU MEMILIH DAFTAR FOMOTOTO

Budaya Sibuk: Ketika Semua Orang Berlomba, Aku Memilih Daftar Fomototo

Budaya Sibuk: Ketika Semua Orang Berlomba, Aku Memilih Daftar Fomototo

Blog Article

Pernah gak sih kamu merasa salah kalau rebahan?

Padahal badan lelah.
Padahal kerjaan udah selesai.
Tapi karena lihat teman-teman di medsos masih sibuk: ikut webinar, side hustle, belajar saham, bikin konten…
Kita jadi merasa bersalah kalau sekadar diam.

Di Indonesia, sibuk dianggap prestasi.
Kalau kamu bilang “aku capek”, jawaban yang datang biasanya,

“Lah gue juga.”

Seolah lelah itu perlombaan.
Seolah istirahat itu dosa.


Lalu Aku Memutuskan untuk Daftar Fomototo

Sore itu, aku udah selesai kerja jam 5.
Tapi seperti biasa, jari tetap buka laptop, buka file baru, pura-pura nulis proposal.

Lalu muncul notifikasi dari temanku:

“Coba daftar Fomototo. Gak penting sih. Tapi damai banget.”

Awalnya kuanggap bercanda.
Tapi akhirnya kuikuti juga.
Dan benar: nggak penting. Tapi damai.


Ruang Digital Tanpa Tekanan

Fomototo tidak menawarkan cara cepat kaya.
Tidak mengajarkan personal branding.
Tidak menyuruhmu menjadi versi terbaik dari dirimu.

Cuma ruang kosong.
Warna.
Pola.
Dan kamu.

Sebagai orang yang terbiasa membuktikan diri,
masuk ke Fomototo rasanya… aneh.
Tapi keanehan itu pelan-pelan berubah jadi kebebasan.


Daftar Fomototo Adalah Aksi Kecil Melawan Dunia yang Terlalu Ribut

Kita hidup di era semua hal diukur.
Produktivitas. Engagement. Follower.
Bahkan tidur pun pakai aplikasi untuk tahu kualitasnya.

Tapi daftar Fomototo mengajarkanku satu hal:
Tidak semua hal perlu penilaian.
Tidak semua aktivitas harus bermanfaat.
Kadang, hanya dengan tidak melakukan apa-apa… kita bisa jadi lebih waras.


Penutup

Kamu boleh tetap ambisius.
Boleh tetap kerja keras.
Tapi jangan lupa: otak dan hati juga butuh napas.

Dan kalau kamu bingung harus mulai dari mana,
mungkin jawabannya sederhana:
Coba daftar Fomototo.

Bukan untuk menang. Tapi untuk pulih.

Report this page